Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Ini Sejarahnya singkatnya

Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Ini Sejarahnya


Hari Kesaktian Pancasila jatuh pada tanggal 1 Oktober. Peringatan itu dilakukan sehari setelah peringatan Gerakan 30 September atau G30S PKI. 

Peringatan Hari Pancasila diadakan pada tahun 1966, atas perintah Menteri/Panglima Angkatan Darat (AD), Jenderal Suharto. Dekrit 17 September 1966 memerintahkan agar semua prajurit, prajurit lain dan masyarakat umum harus berpartisipasi dalam peringatan kesaktian Pancasila. 

Tujuannya untuk mengenang kiprah para pahlawan revolusi, para korban pengkhianatan G30S PKI yang ingin menghancurkan Pancasila.

 

Kisah hari suci Pancasila tidak lepas dari hari suci Pancasila dan peristiwa berdarah G30S. Dalam peristiwa ini, sebanyak enam jenderal dan salah satu perwira pertama tentara Indonesia tewas. 

Menurut Encyclopedia of National Heroes (1995), sejumlah orang mati kemudian ditetapkan sebagai pahlawan revolusioner dan menerima promosi anumerta.

 Anumerta sendiri merupakan penghargaan yang diberikan kepada prajurit atau perwira yang gugur dalam menjalankan tugas. 

Tujuh pahlawan revolusioner, yaitu: 

Jenderal (anumerta) Ahmad Yani 

Letnan Jenderal (anumerta) Raden Soeprapto 

Letjen (anumerta) Mas Tirtodarmo Haryono 

Letjen (anumerta) Siswondo Parman 

Mayor Jenderal (anumerta) Donald Isaac Panjaitan 

Mayor Jenderal (anumerta) Sutoyo Siswodiharjo 

Kapten (anumerta) Pierre Andreas Tendean. 


Partai Komunis Indonesia (PKI) menyebut para jenderal melakukan penyerangan terhadap Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal.

Pierre Tendean bukanlah target pertama Operasi G30S. Ia adalah ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution, salah satu sasaran G30S/PKI. Tendean ditembak karena dia adalah A.H. Mual. 

Sementara itu, Nasution berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok belakang. PKI kemudian membunuh ketujuh orang itu dan menguburkan mereka di sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur pada 1 Oktober 1965. 

Anggota Resimen Komando Angkatan Darat (RPKAD) menemukan jenazah di kawasan hutan karet Lubang Buaya. Penemuan jenazah korban G30S ini tak lepas dari ulah petugas Sukatman. 

Saat kejadian ini, dia terpaksa ke Lubang Buaya, tetapi dia berhasil melarikan diri. Jenazah tujuh korban peristiwa Hari Kesaktian Pancasila ditemukan di sebuah sumur tua sedalam sekitar 12 meter. 

Komentar